Jumat, 11 Agustus 2017




AKU BUKAN KYAI –8

Episode: Allah Maha Cinta



Ketika aku keluardari masjid setelah dzikir habis subuh ternyata CakAli dan Cak Jo masih duduk sambil ngoberol di teras msajid.

"Kang , kita lama sudah gak pernah makan soto daging Jagaraga , bagaimana kalau ke sana" KataCakAlibegitu aku mendekati mereka.

"Percuma, belum jam enam, ke Rajawali pojok saja" KataCak Jo menyarankan.

"Boleh juga, Tapi  aku gak bawa sepeda" Kataku.

"Pake becakku saja, Tapi  makanku gratis ya," KataCakJo

"Beres, aku yang tanggung" JawabCakAli.

Dengan mengendarai "ertiga" alias roda tiga sampai juga kami di depan soto Rajawali. Cak Jo memarkirkan ertiganya tepat di depan keber yang menutupi gerobak soto. Ternyata kursi plastik yangmengelilingi grobak itu penuh denganpembeli yang sedang antri. Bahkan tikar yang di beber di trotoar di samping gerobak pun penuh. Akhirnya aku danCakAli kembali duduk di atas Jok ertiga. Cak Jo memutar ke belakang gerobak untuk pesan tiga mangkok soto.Tidak lama kemudian Cak Jo kembali dengan membawa dua gelas teh hangat dan menyerahkanya kepada kami. Cak Jo kembali lagi ke belakang gerobak itu lalu muncul dengan membawa segelas teh di tangan kanannya dan sebuah kursi plastik di tangan kirinya. Di letakkanya kursi itu di depan ertiganya lalu duduk di depan kami.

"Cak, sampean yang duduk di sini saja biar CakAli, yang di kursi. Sesek " Kataku kepadaCakJo. Aku dorong punggung CakAli agar bangun. Karena tubuhnya montok(dia gak mau dsebut gendut), dia kesulitan bangun karena terjepit tubuhku dan samping becak. CakJomembantunya denganmenarik tangannya yang tidak memegang gelas. Karena tarikannya terlalu kuat membuat CakAli spontan berdiri yangmenyebabkan becak ban belakangnya terangkat dan condong ke depan. Becak pun oleng.

"Ee e e e berraakk !" Becak terbalik gantian yang numPak-i kami.CakJo bersama orang-orang  punmenolong kami denganmengangkat becakyangmenindihi aku danCakAli. Aku danCakAli bangun dengan baju dan sarung basah tersiram teh dari gelas kami. Kami dipersilakan duduk di tikar yang digelar di atas trotoar. Banyak yangmenahan ketawa geli. Hanyaa CakJoyang tertawa terkekeh. Ketika hidangan tersedia namPakCakAli kurang lahab. Buktinya kali ini dia tidak tambah . Padahal biasanya dua mangkok dan sambel satu coek amblas.

Ketika pulangCakAli gak mau duduk di depan, ia minta yang mengayuh becak sampai rumah. Itung-itung olah raga pagi.(Tepatnya fitnes CakAli ya?)
Becakberhenti tepat di depan rumah CakJo. Kami pun turun.

"Ini baru soto nikmat danberkeringat, tuh lihat CakAli sampai gemberobos keringatnya" Kata Cak Jo sambil mengambil Alih kemudi becakuntuk diparkir

"Nikmat gundulmu !"JawabCakAlisambil ngeloyor pulang

"Makasih Cak ! Hehehe " KataCakJo

****

Jam dua belas, di ruang tengah di depan TV.

Sembilan teman Petruk yang telah dinyatakan lulus belajar dari Kyai Kamil telah keluar setelah mendapat wejangan dari Kyai dan diberi ijazah. Adayang diberi sabuk, gelang, cincin dan benda lain. Semua diyakini bertuah karena telah di doakan Kyai. Kini tinggal Petruk yang menghadap. Entah mengapa dari sejak belajar , Petruk selalu yang di tunjuk terakhir.

"Kamu selama ini pasti ingin tahu kenapaselalu aku panggil terakhir,... benarkan Truk?" KataKyai

"Nggih Kyai"

"Itu karena aku ingin pastikan bahw ilmu yang aku berikan dapt diterima dengan baik"

"Matur nuwun Kyai"

"Nah sekarang kamu punya permintaan apasebagai ijazahku, tadi temanmu sudah semua, adayang cincin, sabuk, gelang dansebagainya". Petruk diam tidaksegeramenjawab.

"Kamu ingin aku beri apaPetruk?"

"Maaf, Kyai bukan saya menolak pemberian Kyai,...tapi saya tidak memerlukan bendas eperti itu Kyai"

"Lalu apayang kamu inginkan?"

"Saya ingin bisa membuatnya sendiriKyai"

"Hahahaha...kamu memang anak cerdas Petruk, temanmu sudah bangga punya benda bertuah itu, Tapi  kamutidak "

"Maaf  Kyai, karena selama ikut Kyai, Kyaitidak pernah menggunakan benda seperti itu"

"Baiklah, bawalah surbanku ini danPakailah setiap sholat dan kemana kamu pergi, sekarang pulanglah dan 3 hari lagi setelah isaya datanglah kemari”

Kyai kamil menyerahkan surban biru yang slalu ia selempangkan di pundakanya. Kini surban biru itu dislempangkansendiri oleh Kyai di pundak kanan Petruk. KyaiKamil lalu kembali duduk ditempat semula.

"Tadi teman-temanmujuga minta didoakan, adayang minta jodoh,jadi pejabat, adayangminta kaya,... Kamu minta didoakan apaPetruk?"

"Sayahanyaminta didoakan agar Allah memberikan kepadaku yang seluruh makhluk tidakbisa memberikanya kecuali Allah Kyai,

"Hmm..." Kyai tersenyum. Dalam hatinya bangga. Berarti Petruk paham betul denganyang diajarkan selama ini.

"Permintaan apayang hanya Allah sajayang bisa memberi sedangkan seluruh mahluk tidak bisa?" Tanya Kyai sekedar meyakinkan kalauPetruk benar-benar  telah paham dengan ajaranya.

"Ampunan atas segala dosa, Kyai"

"Baiklah, aku akan penuhi permintaanmu,.. Aku jugaakan selalu mendoakanmu tapi ingat...... Kamu bukanPetruk lagijika sekalisaja kamu berbuat maksiat, baik maksiat lahir maupun batin... Aku ingatkan lagi, orang tuamu memberi namaPetruk itu adalah doa dan harapan agar kamu selaluberbuat baik, Fatruk itu artinya tinggalkanlah... Tinggalkanlah segala maksiat untuk mendekatAllah, paham pembaca? Eh salah, paham kan Truk?".

"Inggih Kyai, mohon doa..." Layar TV menampilkan iklan. Aku lirik jam dinding. Pukul satu pagi, TV kumatikan.

Karena semalam di depan TV nonton wayang dengan lakon Petruk Nyantri dan jam dua pagi baru tidur. Subuh ini aku terlambat bangun karna begitu adzan aku baru terjaga. Sampai di Masjid aku jadi makmum masbuk, tertinggal satu rokaat. Maka ketika aku selesai wirid denganmembaca istighfar, kalimah thoyibah sebanyak mungkin dilanjuntkan dengan membaca Tabarok dan Al Waqiah,masjid telah sepi. Hanya ada satu orang yang masih khusuk dzikir, MasAmri.

Memang akhir-akhir ini MasAmri kelihatan lebih khusuk berdoa danberdzikir. Menurut kabar MasAmri sedang pailit, usahanya hancur. Sehingga rumahnya dijual dan kini mengotrak rumahuntuk tinggal bersama isteri dan seorang anaknya yangmasih TK. Hatiku trenyuh juga, aku tidakbisamembantunya selain doa. Maka aku duduk lagidengan tenang agar bisa khusuk mendoakanya. Aku baca Al Fatekhah dan sholawat serta doaAllahumma malikal mulki lalu mendoakan untuknya. Begitu aku selesai berdoa dan menoleh kepadanya ternyataMas Amri juga telah selesai berdoa danmenoleh kepadaku. Tangan kananya diangkat sejajar dengan pipi disamping kepalanya dan menyaPaku

"Assalamualaikum Pak hanief" Katanya sambil bangkit lalu menghampiriku.

"Wa alaikum salam warohmah”Jawabku. Aku jabat ulurkan tangannya. Kemudian ia dudduk di depanku

"Maaf, ApakahPakHanief terburu-buruuntuk pulang"

"Tidak Mas"

"Sayaada perlu denganPakHanief, adayang ingin saya tanyakan, saya ingin belajar"

"Belajar jahit ta Mas?" Tanyaku. MasAmri tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Saya ingin belajar sabar, dan dekat denganTuhan"

"Kalau itu ya samaPakKyai Bashori, PakKyaiHasan atau sama Ustadz Abdussomad, Mas"

"Kalau sama beliau sungkan Pak, jadi sama PakHanief saja, bukanlah seoarang muslim tidak boleh menolak saudaranya yang minta nasehat?"

Hehehe....kalausudah begitu aku akan berusaha, tapikalau nanti ada keterangan orang lain yang lebih shohih lupakan sajaapayang aku ucapakan ya Mas,"

"Baiklah,..Sayajaditambah  yakinkalausaya belajar kepadaorangyang benar, gini Pak... mengapaAllah terlalu lama menjawab doa orang minta? Bukankah Katanya Tuhan itu dekat?

Aku tidaksegeramenjawab. Aku merasa pertanyaan ini benar-benar dari hatinya.

"ApakahMas dekat jugadengan anak Mas?"

"Ya"

"Apakah setiap permintaannya Mas kabulkan"

"Tidakjuga"

"Kenapa? Apakahtidaksayang dengan anak sendiri"

"Sayatidakmemberinya bukanberartitidaksayang, apayang aku lakukan adalah,untuk kebaikan anakku"

"MasAmri sudah pahamkan? Allah sangat sayang kepada hambanya dan memberi yang terbaik untuk hambanya"

"Astaghfirullahal adziem, terima kasih Pak Hanief"

"Bersyukurlah kepadaAllah jika Mas Amri telah dihilangkan keraguan di hati, sebab syaetan selalumenghalangi orangyang mendekatkan diri kepadaAllah,...selalu meniupkan keraguan, agar tidak percaya dan putus asa... Yakinlah bahwa doa Mas Amri didengar, "

"Mohon turut di doakan PakHanief"

"Insya Allah, Amien"

"Terima kasih Pak Hanief, pantas KyaiBashori menunjuk Mas Hanief jadi imam. KyaiBlekok  mengundangPak Hanief danmemberikan surban ini"

"DarimanaMas Amri tahu tentang KyaiBlekok dan surban ini?"

“KyaiBashoriyang ceritakan beberpa hari yang lalu ketika PakHanief tidakberjama'ah, dengan halus menegur KyaiHasan, KataKyaiBashari, dengantidakmengikuti PakHanief berarti tidakmenghormati KyaiBesari, tidak takdziem denganKyaiZuhdi terutama KyaiBlekok ,KyaiBesari juga bilang belajar denganPakHanief samadengan belajar kepadaKyaiBlekok  karenaa guru KyaiBlekok dan guru PakHaniefadalah sama”.

"Astaghfirullahal 'adziem... Sayatidakmenyanggah ucapan KyaiBesari MasAmri, tapijanganlah saya disamakan, tidak pantas,... hari ini teman jama'ah sikapanya lain danpakewohtidak seperti biasanya, tolong sampaikan kepada sesama jama'ah untuk seperti biasanya ya Mas Amri"

“Maaf PakHanief, saya tidak berani" jawab Mas Amri. Aku Menarik nafas dalam-dalam. Aku takut Kyai Hasan tidak enak hati.

****




0 komentar:

Posting Komentar