AKU BUKAN KYAI –8
Episode: Allah
Maha Cinta
Ketika aku
keluardari masjid setelah dzikir habis subuh ternyata CakAli dan Cak Jo masih duduk sambil ngoberol di teras msajid.
"Kang
, kita lama sudah gak pernah makan soto daging Jagaraga , bagaimana kalau ke sana"
KataCakAlibegitu aku mendekati mereka.
"Percuma,
belum jam enam, ke Rajawali
pojok saja" KataCak Jo menyarankan.
"Boleh
juga, Tapi aku gak bawa sepeda" Kataku.
"Pake
becakku saja, Tapi makanku gratis
ya," KataCakJo
"Beres, aku yang tanggung" JawabCakAli.
Dengan mengendarai "ertiga" alias roda tiga
sampai juga kami di
depan soto Rajawali.
Cak Jo memarkirkan ertiganya tepat di depan keber yang menutupi gerobak soto. Ternyata kursi plastik yangmengelilingi
grobak itu penuh denganpembeli yang sedang antri. Bahkan tikar yang di beber di
trotoar di samping gerobak pun penuh. Akhirnya aku danCakAli kembali duduk di
atas Jok ertiga. Cak Jo memutar ke belakang gerobak untuk pesan tiga
mangkok soto.Tidak lama kemudian Cak Jo kembali dengan membawa
dua gelas teh hangat dan menyerahkanya kepada kami. Cak Jo kembali
lagi ke belakang gerobak itu lalu muncul dengan membawa segelas teh di tangan kanannya dan
sebuah kursi plastik di tangan kirinya. Di letakkanya kursi itu di depan ertiganya
lalu duduk di depan kami.
"Cak,
sampean yang duduk di sini saja biar CakAli, yang di kursi. Sesek " Kataku
kepadaCakJo. Aku dorong punggung CakAli agar bangun. Karena tubuhnya montok(dia gak mau dsebut gendut),
dia kesulitan bangun karena terjepit tubuhku dan samping becak. CakJomembantunya
denganmenarik tangannya yang tidak memegang gelas. Karena tarikannya terlalu kuat membuat
CakAli spontan berdiri yangmenyebabkan becak ban belakangnya terangkat dan
condong ke depan. Becak pun oleng.
"Ee
e e e berraakk !" Becak terbalik gantian yang numPak-i kami.CakJo bersama
orang-orang punmenolong kami denganmengangkat
becakyangmenindihi aku danCakAli. Aku danCakAli bangun dengan baju dan sarung
basah tersiram teh dari gelas kami. Kami dipersilakan duduk di tikar yang
digelar di atas trotoar. Banyak yangmenahan ketawa
geli. Hanyaa CakJoyang tertawa terkekeh. Ketika hidangan tersedia namPakCakAli
kurang lahab. Buktinya kali ini dia tidak tambah . Padahal biasanya dua mangkok dan
sambel satu coek amblas.
Ketika
pulangCakAli gak mau duduk di depan, ia minta yang mengayuh becak sampai rumah.
Itung-itung olah raga pagi.(Tepatnya fitnes CakAli ya?)
Becakberhenti tepat di depan rumah CakJo. Kami pun turun.
"Ini
baru soto nikmat danberkeringat, tuh lihat CakAli sampai gemberobos keringatnya"
Kata Cak Jo sambil mengambil Alih kemudi becakuntuk diparkir
"Nikmat
gundulmu !"JawabCakAlisambil ngeloyor pulang
"Makasih
Cak ! Hehehe " KataCakJo
****
Jam dua belas, di ruang tengah di depan TV.
Sembilan
teman Petruk yang telah dinyatakan lulus belajar dari Kyai
Kamil telah keluar setelah mendapat wejangan dari Kyai dan diberi ijazah. Adayang
diberi sabuk, gelang, cincin dan benda lain. Semua diyakini bertuah karena
telah di doakan Kyai. Kini tinggal Petruk yang menghadap. Entah mengapa dari sejak belajar , Petruk selalu yang di tunjuk
terakhir.
"Kamu
selama ini pasti ingin tahu kenapaselalu aku panggil terakhir,... benarkan Truk?"
KataKyai
"Nggih
Kyai"
"Itu
karena aku ingin pastikan bahw ilmu yang aku berikan dapt diterima dengan
baik"
"Matur
nuwun Kyai"
"Nah
sekarang kamu punya permintaan apasebagai
ijazahku, tadi temanmu sudah semua, adayang cincin, sabuk, gelang dansebagainya".
Petruk diam tidaksegeramenjawab.
"Kamu ingin aku beri apaPetruk?"
"Maaf, Kyai bukan saya menolak pemberian
Kyai,...tapi saya tidak memerlukan
bendas eperti
itu Kyai"
"Lalu
apayang kamu inginkan?"
"Saya
ingin bisa membuatnya sendiriKyai"
"Hahahaha...kamu
memang anak cerdas Petruk, temanmu sudah bangga punya benda bertuah itu, Tapi kamutidak "
"Maaf
Kyai, karena selama ikut Kyai, Kyaitidak
pernah menggunakan benda seperti itu"
"Baiklah, bawalah surbanku ini danPakailah
setiap sholat dan kemana kamu pergi, sekarang pulanglah dan 3 hari lagi
setelah isaya datanglah kemari”
Kyai
kamil menyerahkan surban biru yang slalu ia selempangkan
di pundakanya. Kini surban biru itu dislempangkansendiri oleh Kyai di pundak
kanan Petruk. KyaiKamil
lalu kembali duduk ditempat semula.
"Tadi
teman-temanmujuga minta didoakan, adayang minta jodoh,jadi pejabat, adayangminta
kaya,... Kamu minta didoakan apaPetruk?"
"Sayahanyaminta didoakan agar Allah memberikan kepadaku yang
seluruh makhluk tidakbisa memberikanya kecuali Allah Kyai,
"Hmm..."
Kyai tersenyum. Dalam hatinya bangga. Berarti Petruk paham betul denganyang diajarkan
selama ini.
"Permintaan
apayang hanya Allah sajayang bisa memberi sedangkan seluruh mahluk tidak
bisa?" Tanya Kyai sekedar meyakinkan kalauPetruk benar-benar
telah paham dengan ajaranya.
"Ampunan
atas segala dosa, Kyai"
"Baiklah,
aku akan penuhi permintaanmu,.. Aku jugaakan selalu mendoakanmu tapi ingat...... Kamu bukanPetruk lagijika sekalisaja
kamu berbuat maksiat, baik maksiat lahir maupun
batin... Aku ingatkan lagi, orang tuamu
memberi namaPetruk
itu adalah doa dan harapan agar kamu selaluberbuat
baik, Fatruk itu artinya tinggalkanlah... Tinggalkanlah segala
maksiat untuk mendekatAllah, paham pembaca? Eh salah, paham kan Truk?".
"Inggih
Kyai, mohon doa..." Layar TV menampilkan iklan. Aku lirik jam dinding.
Pukul satu pagi, TV kumatikan.
Karena semalam
di depan TV nonton wayang dengan lakon Petruk Nyantri dan jam dua pagi baru
tidur. Subuh ini aku terlambat bangun karna begitu adzan aku baru terjaga.
Sampai di Masjid aku jadi makmum masbuk, tertinggal satu rokaat. Maka ketika
aku selesai wirid denganmembaca istighfar, kalimah thoyibah sebanyak mungkin dilanjuntkan dengan membaca Tabarok
dan Al Waqiah,masjid telah sepi. Hanya ada satu orang yang masih
khusuk dzikir, MasAmri.
Memang akhir-akhir
ini MasAmri kelihatan lebih khusuk berdoa danberdzikir. Menurut kabar MasAmri sedang
pailit, usahanya hancur. Sehingga rumahnya dijual dan kini mengotrak rumahuntuk
tinggal bersama isteri dan seorang anaknya yangmasih TK. Hatiku trenyuh juga,
aku tidakbisamembantunya selain doa. Maka aku duduk lagidengan tenang agar bisa
khusuk mendoakanya. Aku baca Al Fatekhah dan sholawat serta doaAllahumma malikal
mulki lalu mendoakan untuknya. Begitu aku selesai berdoa dan menoleh kepadanya
ternyataMas Amri juga telah selesai berdoa danmenoleh kepadaku.
Tangan kananya diangkat sejajar dengan pipi disamping kepalanya dan menyaPaku
"Assalamualaikum
Pak hanief" Katanya sambil bangkit lalu menghampiriku.
"Wa
alaikum salam warohmah”Jawabku. Aku jabat ulurkan tangannya. Kemudian ia dudduk
di depanku
"Maaf,
ApakahPakHanief terburu-buruuntuk pulang"
"Tidak
Mas"
"Sayaada
perlu denganPakHanief, adayang
ingin saya tanyakan, saya ingin belajar"
"Belajar
jahit ta Mas?" Tanyaku. MasAmri tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Saya
ingin belajar sabar, dan
dekat denganTuhan"
"Kalau itu ya samaPakKyai Bashori, PakKyaiHasan
atau sama Ustadz Abdussomad, Mas"
"Kalau
sama beliau sungkan Pak, jadi sama PakHanief saja, bukanlah seoarang muslim
tidak boleh menolak saudaranya yang minta nasehat?"
“Hehehe....kalausudah
begitu aku akan berusaha, tapikalau nanti ada keterangan orang lain yang lebih
shohih lupakan sajaapayang
aku ucapakan ya Mas,"
"Baiklah,..Sayajaditambah
yakinkalausaya belajar kepadaorangyang
benar, gini Pak... mengapaAllah
terlalu lama menjawab doa orang minta? Bukankah Katanya Tuhan itu dekat?
Aku tidaksegeramenjawab.
Aku merasa pertanyaan ini benar-benar dari hatinya.
"ApakahMas
dekat jugadengan anak Mas?"
"Ya"
"Apakah
setiap permintaannya Mas kabulkan"
"Tidakjuga"
"Kenapa? Apakahtidaksayang dengan anak sendiri"
"Sayatidakmemberinya bukanberartitidaksayang, apayang aku lakukan adalah,untuk kebaikan anakku"
"MasAmri sudah pahamkan? Allah sangat sayang
kepada hambanya dan memberi yang
terbaik untuk hambanya"
"Astaghfirullahal adziem, terima kasih Pak Hanief"
"Bersyukurlah
kepadaAllah jika Mas Amri telah dihilangkan keraguan di hati, sebab syaetan selalumenghalangi
orangyang mendekatkan diri kepadaAllah,...selalu
meniupkan keraguan, agar tidak percaya dan putus asa... Yakinlah bahwa doa Mas
Amri didengar, "
"Mohon
turut di doakan PakHanief"
"Insya
Allah, Amien"
"Terima
kasih Pak Hanief, pantas KyaiBashori menunjuk Mas Hanief jadi imam. KyaiBlekok mengundangPak Hanief danmemberikan surban
ini"
"DarimanaMas
Amri tahu tentang KyaiBlekok dan surban ini?"
“KyaiBashoriyang
ceritakan beberpa hari yang lalu ketika PakHanief tidakberjama'ah, dengan halus
menegur KyaiHasan, KataKyaiBashari, dengantidakmengikuti PakHanief berarti tidakmenghormati
KyaiBesari, tidak takdziem denganKyaiZuhdi terutama KyaiBlekok
,KyaiBesari juga bilang belajar denganPakHanief samadengan
belajar kepadaKyaiBlekok karenaa guru KyaiBlekok
dan guru PakHaniefadalah sama”.
"Astaghfirullahal
'adziem... Sayatidakmenyanggah ucapan KyaiBesari MasAmri, tapijanganlah
saya disamakan, tidak pantas,... hari
ini teman jama'ah sikapanya
lain danpakewohtidak seperti
biasanya, tolong sampaikan kepada sesama jama'ah untuk seperti biasanya ya Mas
Amri"
“Maaf PakHanief,
saya tidak berani" jawab Mas Amri. Aku
Menarik nafas dalam-dalam. Aku takut Kyai Hasan tidak enak hati.
****
0 komentar:
Posting Komentar