Senin, 20 Juni 2016
BELAJAR DARI TERAS MUSHOLA 3
12.40
No comments
BELAJAR DARI TERAS MUSHOLA 3
Episode: DARUSAN BERSAMA
KYAI SEMAR
Jika Puasa, Apakah Kita Merasa Lebih Hebat dari Orang Yang Tidak
puasa ?
Sejak memasuki sepuluh Ramadahan terakhir, jama’ah laki-laki
sholat tarawih di Mushola Kyai Semar hanya tinggal tiga shof, itu pun shof
ketiga tidak penuh. Maklumlah, biasa, namanya juga babak final, pesertanya
pasti sudah banyak yang gugur. Sudah banyak yang dikalahkan oleh seribu alasan,
terutama shoping untuk persiapan Lebaran. Apalagi mumpung musim diskon. Lha, masak Tarawihnya gak didiskon
juga?
Kalau Jama’ah yang lain banyak yang Istirahat tarawih,
Justru Kang Bejo malah tampak semangat ikut tarawih. Bahkan sebelum Maghrib dia
sudah membantu menata ta’kjil. Padahal
dari awal puasa dia tidak tampak batang hidungnya. Tetapi seperti ada
yang aneh pada Kang Bejo, ketika menata ta’jil, raut mukanya kelihatan sedih
dan matanya berkaca-kaca menahan agar air matanya tidak jatuh. Tetapi kekuatan
fisik dan mentalnya tidak mampu menahan, air mata yang hanya beberapa tetes itu
tidak bisa dibendung. Menetes, mengalir. Semua itu tidak luput dari pengamatan
Sang Kyai Semar.
Malam ini sholat tarawih sudah selesai, sebagian ada yang
langsung pulang dan sebagian ada yang mengambil Mushaf Al Qur’an kemudian duduk
melingkar di Mushola itu untuk darusan. Tampak Kang Bejo, Kang Lukman, Kang
Hardi dan Gus Jack berada diantara jama’ah yang akan darusan itu. Begitu
Jama’ah hendak memulai darusan, terdengar ada suara berdehem. Semua jamaah yang
akan darusan segera berpaling ke arah suara berdehem di Imaman, rupanya Kyai
Semar yang berdehem dari imaman. Semua sudah maklum, pasti Kyai akan
menyampaikan sesuatu.
“Bapak-bapak dan saudara, malam ini saya akan ikut darusan.
Tapi Al Qur’annya ditutup dulu saja” Kata Kyai sambil membetulkan duduk bersilanya.
Para jama’ah saling pandang karena heran atas ucapan Kyai. Darusan kok disuruh
nutup Al Qur’an.
“Ma’af Kyai,.. Darusan kok Qur’anya ditutup? Kita ini tidak
ada yang hapal Kyai, apalagi kita sekarang sudah sampai Juz 19, Juz Amma saja
tidak hapal” Kata Gus Jack
“Hehehehe.... siapa yang ngajak hapalan?.... Darusan itu
artinya belajar, belajar itu tidak hanya membaca dan menghapal cah bagus...
tetapi juga memahami dan menerapkannya...”
“Nggih Kyai...” Kata Gus Jack
“Nah, salah satu bukti kita belajar al qur’an itu adalah
kita rela melaksanakan perintahNya, termasuk puasa Ramadhan. Apakah diantara
kalian tidak ada yang mokel, membatalkan puasa sampai saat ini?”
“Al hamdulillah tidak, Kyai” kata Gus Jack
“Saya juga Kyai” timpal Kang Hardi
Kyai manggangguk anggukan kepala lalu melihat Kang Bejo yang
menundukkan kepala.
“ Kamu kenapa kok kelihatan sadih Kang Bejo, apakah karena
Ramadhan hampir habis?” Tanya Kyai
Kang Bejo tidak segera menjawab. Ia mengangkat kepalanya
perlahan lalu menatap Kyai dan mengangguk.
“Memang begitulah seharusnya watak orang mukmin, merasa
sedih jika ramadhan akan berakhir, sehingga lebih giat ibadah”
“Bukan, bukan begitu Kyai..., saya sedih karena tidak pernah bisa puasa
sebulan penuh kyai, beberapa tahun lalu hingga tahun kemarin saya cuman bisa
puasa lima hari. Baru Ramadhan ini saya usahakann agar bisa sepuluh hari”
“Kenapa begitu Kang Bejo, Apakah kang Bejo tidak takut
dosa?” tanya Kang Hardi
“itulah yang membuat saya sedih kang Hard, Kang Hardi kan
tahu saya ini pekerja kasar dan berat,seharian di bawah terik matahari di
proyek bangunan di kota. Kalau saya puasa saya tidak bisa bekerja, itu berarti
anak-anak dan isteri saya tidak bisa makan sahur dan buka,...”
“Bejo............ Bejo. Benar-benar yang bejo itu bukan
hanya namamu Bejo, tapi juga iman dan Islammu, Setelah darusan ini mampirlah ke
rumah, tadi ada titipan dari Petruk, ambillah hakmu” Kata Kyai
“Maaf kang Bejo, ijinkan saya yang membayar fidyahmu selama
dua puluh hari itu” Kata Kang Lukman
“Dan ijinkan pula saya untuk membayar upah kerjamu selama
sepuluh hari yang kau tinggalkan untuk puasa ini” Kata Gus Jack
“Hehehehe... Bagaimana darusannya, lebih khusuk dan syahdu
kan?” Kata Kyai semar sambil bangkit dari duduknya.
(Kyai Semar segera pulang dan membuka facebook ingin tahu
apa jawaban dan komentar mereka yang
ikut darusan kali ini).
0 komentar:
Posting Komentar