Sholat 5 Waktu

tambah sholat sunnah dan tahajud itu malah lebih baik

Guru Berpengalaman dan Sabar Dalam Pengajaran

Siswa - Siswi yang berdedikasi tinggi dan bermotivasi tinggi dalam pembelajaran

Kesabaran Yang Tiada Henti

Tak selamanya hidup ini abadi , hanyalah "perubahan" yang tidak akan berhenti karena sebuah perubahan itu kekal

Rumah kita sendiri

layaknya istana pribadi bila semua kita iklhasi

Pendidikan perlu keimanan

Hidup tanpa iman, sama halnya berjalan menyusuri kegelapan tana arti

Senin, 17 September 2018

AKU BUKAN KYAI episode KHITBAH




AKU BUKAN KYAI
The series Episode :
KHITBAH

Ketika akan melepaskan mukenanya setelah sholat Ashar, Ratna Tunggadewi mendengar pintu kamarnya di ketuk dan suara Abahnya dari balik pintu,
"Ratna, ada tamu..."
"Ya Abah, Ratna ganti baju dulu"
Tidak lama kemudian Ratna keluar dari kamar dengan Longdress ungu muda dari bahan kaos dan jibab ungu tua. Cantik dan anggun.
" Dimas?.." Panggil Ratna terkejut karena tidak menyangka Dimas akan sampai di ruang tamunya. Dimas segera berdiri

"Assalamualaikum "Kata Dimas meluluhkan kekagetannya. Ratna menjawab salamnya dan duduk di samping  abahnya berhadapan dengan  Dimas.
“Kenapa Ratna tidak pernah cerita kepada  Abah kalau  Ratna punya teman istimewa?” Tanya Abah Ratna
“Istimewa, siapa Abah? “ Tanya Ratna
“Arjuna di depanmu itu”
“Hahh, dia Abah? Dia itu bukan Arjuna Abah, tapi Gareng ! Heh ngapain kamu jauh-jauh dari Surabaya ke sini. ” Tanya Ratna kepada Dimas dengan mata melotot.
“Bagiku gak ada yang jauh. Jangankan cuman Jombang  Cukir, jika di surga pun akan aku cari rumahmu” Jawab Dimas dengan mantab. Abah Ratna tersenyum mendengarnya
“Ngapain cari cari aku, kamu bilang sekarang gak butuh siapapun, juga gak butuh aku “
“Kapan aku bilang begitu,”
“Dasar pikun, tanggal 12 bulan lalu di rumah Pak Hanief, inget !...  Hati aku masih sakit tau!”
“Nah, itu berarti gak butuhya bulan lalu, bukan sekarang”
“Huhh !” Ratna mengepalkan kedu tanganya.
“hahahahaha , kalian berdua memang cocok, kamu gak bakalan menang ngomong sama Arjunamu Nduk, … udah sekarang kamu buatkan kopi untuk Abah dan Dimas” Kata  Abah
“Kan ada Bu Ijah, “
“Abah minta kamu yang buatkan, bukan  Bu ijah”
Dengan wajah mbesengut  dan pikiran penuh tanda tanya atas sikap Abahnya Ratna segera berdiri menuju dapur.
“Dimas, sampaikan salam untuk Abahmu. Bilang dari Walet Buntung dan minggu terakhir bulan ini saya akan menemui Abahmu  diLamongan”Kata Abah ketika Ratna menuju dapur
“Insya Allah Abah, akan saya sampaikan”
“Sudah setengah lima sebaiknya Dimas pulang, tolong nanti mampir ke Krian kepesantren Kyai Ali,sampikan salam ke beliau Walet Buntung kirim salam pada Kyai Genggong”
“Jadi beliau yang bergelar Kyai Genggong Timur  Abah?”
‘Benar, sampaikan pula untuk menghubungiku, sebentar aku ambilkan kartu namaku”
Abah berdiri lalu menuju meja kerjanya di ruang tengah mengambil kartu nama kemudian kembali ke ruang tamu dan menyerahkanya kepada Dimas.
‘Baiklah Abah, saya pamit. Assalaamu’alikum”
‘Wa ‘alaikum salam warahmah, sepedamu di stater di luar pagar halaman saja agar Ratna tidak dengar, soal Ratna biar Abah nanti yang bicara”
Abah mengikuti tamunya keluar sampai di depan pintu. Ketika Dimas sudah melarikan CBR nya Abah kembali ke ruang tamu .
Baru saja duduk, putrinya datang dengan membawa dua cangkir kopi.
“Kemana dia Bah”
“Sudah pulang, sini duduk temani Abah minum kopi”
“Tuch, kan dia memang aneh” Kata Ratna sambil menaruh kopi di meja lalu duduk di samping Abahnya.
“Tapi itulah yang membuat wanita cinta, dulu Umimu juga bilang Abahmu aneh, kalau gak percaya nanti tanyakalau Umimu sudah pulang pengajian”
“Ah Abah  ngebelain Dimas terus, kayak sudah mengenal dia saja”
“Abah memang kenal dia”
“Kan barusan”
“Abah sudah mengenalnya sebelum kamu kenal, waktu kecil Abah danUmmimu juga pernah menggendongnya. Malah pernah kencing di pangkuan Ummimu pula, kamu tidak tahu kan siapa orang tuanya?”
Ratna menggelengkan kepala. Abah mengambil cangkir kopi di depannya kemudian menyeruputnya. Diletakanya kembali cangkir itu di tempat semula lalu lalu meraih Djie Sam Soe di sebelah cangkir.
”Jangan merokok Abah, nanti Ratna batuk,… emang ortunya siapa Bah”
“Hehehe…. Penasaran ya?” Tanya Abah sambil meletakkan kembali  bungkus rokok di tempat semula.
“Astaghfirullah, Abah lupa ada janji dengan Pak Haji Manan”  Abah segera berdiri tetapi tanganya dipegang Ratna.
“Siapa ortunya Bah,”
“ KyaiJazuli , Dimas adalah cucu Kyai Walang  Wadung  Paciran  Lamongan”
“Walang Wadung, Abah?”
“Kamu mengenalnya?”
“Tidak  Abah, cuman Ratna jadi ingat, dia pernah merobohkan dua penjahat  yang hendak  mencelakai Pak Hanief dan  Pak Alie Shofiri dengan jurus seperti walang “
(baca cerita akubukan kyai seri yang lalu )
“Tentang  dua bapak itu, Abah ingin tahu tapi sekarang Abah pergi dulu, Assalaamu’alakum”
 “Wa alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh”

*****
Sejak selesai sholat Isya’  Ratna tampak mondar-mandir antara kamarnya, ruang  tengah dan ruang tamu. Umminya yang duduk di ruang tengah merasa heran. Segera di tutupnya Al Qur’an yang sejak tadi di bacanya begitu Ratna keluar dari kamar dan lewat di depannya hendak ke pintu depan.
“Ratna, sini duduk ada yang ingin Ummi tanyakan “  kata ummi sambil meletakkan Al Quran di meja. Ratna menghentikan langkahnya dan menuju ke samping meja, berdiri menghadap Umminya.
“Sudah selesai ngajinya Mi? Abah dari Isya’ tadi kok belum pulang dari Masjid, ada pengajian ya Mi“  Tanya Ratna
“Rapat persiapan peringatan Isro’ Mi’roj, jadi kamu dari tadi mondar mandir itu nuggu Abah? Tidak biasanya kamu sampai resah gitu hanya nuggu Abah, ada apa ?“
“Mmmmmm…. Mau minta sangu buat besok, besok Ratna mau ke Surabaya, takutnya besok Ratna lupa… “Kata Ratna sambil menuju kursi di depan Ummi lalu duduk  dengan wajah menunduk.
“ Hehehe…. “
“Kok Ummi ketawa?”
“Sejak kapan kamu minta sangu Abah, kan biasanya minta Ummi” kata Ummi sambil senyum-senyum dan berdiri dari duduknya menghampiri Ratna yang duduk di kursi depannya lalu membungkukkan badan berbisik di telinga Ratna,
“Masih penasaran dengan tamu tadi sore ya?”
Ratna kaget, tampak wajahnya memerah menahan malu karena ummi tahu isi hatinya. Diraihnya tangan umminya dan  dibenamkan wajahnya di perut Umminya. Dipeluknya Ummi erat-erat. Perasaan yang bergejolak selama ini tumpah ruah. Ratna menitikkan air mata. Entah mengapa. Ummi dengan sayang membelai rambut putrinya.
 “Kalau hatimu sudah tersentuh,……maka siaplah menghadapinya. Karena cinta adalah ujian jua dariNya. Dan baru terasa indah penuh warna dan damai jika kamu mampu melewatinya. Bukan hancur karenanya….“
“Terima kasih Ummi,…. Apakah Ratna telah jatuh cinta Ummi, Ratna telah janji pada Ummi tidak punya pacar sebelum kuliah selesai,…” kata Ratna sambil melepaskan pelukan ke Umminya. Dipegangnya kedua telapak tangan ummi dan diciumnya. Ada perasaan bersalah di hatinya.
“Ratna tidak melanggar janji pada Ummi, karena cinta itu Allahlah yang memberi…. Lagi pula Ratna tidak perlu punya pacar selama kuliah, tapi cukuplah dengan punya suami”
“Maksud Ummi….” Ratna menatap Umminya.
“Ya,… menikah !” kata Ummi memotong ucapan Ratna.
“Ratna belum memutuskan untuk menikah Ummi, Ratna masih ingin kuliah,”
“Ummi dan Abah, juga ingin Ratna tetep kuliah,sudahlah, sekarang jangan dibahas, karena hatimu sedang syok dan di pikiranmu sedang banyak pertanyaan”
“Aku tidak yakin Ummi,…..dia…dia dan Ratna belum pernah berbicara tentang sesuatu yang pribadi Ummi,. “
“ Maksudmu Dimas Putra Abimanyu harus bilang, Ratna sayang… I love you forever , gitu, hehehe.. “ kataUmmi sambil memegang dagu putrinya. Ratna menepisksn tangan Umminya sambil melengos.
“Ummi !,…, Ummi kok tahu nama lengkapnya”
“Karena Ummi tidak akan melepaskan putri Ummi kepada orang yang tidak Ummi kenal dengan baik”
“Ummi kok pe de amat, dari mana Ummi yakin kalau dia mau nikahi Ratna, ngomong aja belum”
“Karena Minggu depan orang tua Dimas Putra Abimanyu alias Bimbim, atau Gus Bimbim, Kyai dan Nyai Jazuliakan melamar, dan tadi sore dia telah menyampaikanya  kepada Abahmu” Jawab Ummi sambil berjalan ke kamar mandi karena sejak tadi menahan buang hajat kecil.
Mendengar jawaban Umminyatelinga Ratna terasa panas dan hatinya dongkol serta perasaan lain berkecamuk karena merasa dikadalin Dimas.
“ Dimaaaaaaasss…..!!.. kuhajjjarr kau besok !” teriak Ratna
*****