AKU BUKAN KYAI
The series
Episode :
Ketika akan melepaskan mukenanya setelah sholat
Ashar, Ratna Tunggadewi mendengar pintu kamarnya di ketuk dan suara Abahnya
dari balik pintu,
"Ratna, ada tamu..."
"Ya Abah, Ratna ganti baju dulu"
Tidak lama kemudian
Ratna keluar dari kamar dengan Longdress
ungu muda dari bahan kaos dan jibab ungu tua. Cantik dan anggun.
"
Dimas?.." Panggil Ratna terkejut karena tidak menyangka Dimas akan sampai
di ruang tamunya. Dimas segera berdiri
"Assalamualaikum
"Kata Dimas meluluhkan kekagetannya. Ratna menjawab salamnya dan duduk di
samping abahnya berhadapan dengan Dimas.
“Kenapa Ratna
tidak pernah cerita kepada Abah
kalau Ratna punya teman istimewa?” Tanya
Abah Ratna
“Istimewa,
siapa Abah? “ Tanya Ratna
“Arjuna di depanmu
itu”
“Hahh, dia Abah?
Dia itu bukan Arjuna Abah, tapi Gareng ! Heh ngapain kamu jauh-jauh dari
Surabaya ke sini. ” Tanya Ratna kepada Dimas
dengan mata melotot.
“Bagiku gak ada
yang jauh. Jangankan cuman Jombang Cukir,
jika di surga pun akan aku cari rumahmu” Jawab Dimas dengan mantab. Abah Ratna
tersenyum mendengarnya
“Ngapain cari
cari aku, kamu bilang sekarang gak butuh siapapun, juga gak butuh aku “
“Kapan aku
bilang begitu,”
“Dasar pikun,
tanggal 12 bulan lalu di rumah Pak Hanief, inget !... Hati aku masih sakit tau!”
“Nah, itu
berarti gak butuhya bulan lalu, bukan sekarang”
“Huhh !” Ratna
mengepalkan kedu tanganya.
“hahahahaha ,
kalian berdua memang cocok, kamu gak bakalan menang ngomong sama Arjunamu Nduk,
… udah sekarang kamu buatkan kopi untuk Abah dan Dimas” Kata Abah
“Kan ada Bu
Ijah, “
“Abah minta
kamu yang buatkan, bukan Bu ijah”
Dengan wajah
mbesengut dan pikiran penuh tanda tanya
atas sikap Abahnya Ratna segera berdiri menuju dapur.
“Dimas,
sampaikan salam untuk Abahmu. Bilang dari Walet Buntung dan minggu terakhir
bulan ini saya akan menemui Abahmu diLamongan”Kata
Abah ketika Ratna menuju dapur
“Insya Allah
Abah, akan saya sampaikan”
“Sudah setengah
lima sebaiknya Dimas pulang, tolong nanti mampir ke Krian kepesantren Kyai
Ali,sampikan salam ke beliau Walet Buntung kirim salam pada Kyai Genggong”
“Jadi beliau
yang bergelar Kyai Genggong Timur Abah?”
‘Benar, sampaikan pula untuk menghubungiku, sebentar aku ambilkan kartu namaku”
Abah berdiri
lalu menuju meja kerjanya di ruang tengah mengambil kartu nama kemudian kembali
ke ruang tamu dan menyerahkanya kepada Dimas.
‘Baiklah Abah,
saya pamit. Assalaamu’alikum”
‘Wa ‘alaikum
salam warahmah, sepedamu di stater di luar pagar halaman saja agar Ratna tidak dengar,
soal Ratna biar Abah nanti yang bicara”
Abah mengikuti
tamunya keluar sampai di depan pintu. Ketika Dimas sudah melarikan CBR nya Abah
kembali ke ruang tamu .
Baru saja
duduk, putrinya datang dengan membawa dua cangkir kopi.
“Kemana dia
Bah”
“Sudah pulang,
sini duduk temani Abah minum kopi”
“Tuch, kan dia
memang aneh” Kata Ratna sambil menaruh kopi di meja lalu duduk di samping Abahnya.
“Tapi itulah
yang membuat wanita cinta, dulu Umimu juga bilang Abahmu aneh, kalau gak
percaya nanti tanyakalau Umimu sudah pulang pengajian”
“Ah Abah ngebelain Dimas terus, kayak sudah mengenal
dia saja”
“Abah memang
kenal dia”
“Kan barusan”
“Abah sudah
mengenalnya sebelum kamu kenal, waktu kecil Abah danUmmimu juga pernah
menggendongnya. Malah pernah kencing di pangkuan Ummimu pula, kamu tidak tahu
kan siapa orang tuanya?”
Ratna menggelengkan kepala. Abah mengambil cangkir kopi di depannya kemudian
menyeruputnya. Diletakanya kembali cangkir itu di tempat semula lalu lalu
meraih Djie Sam Soe di sebelah cangkir.
”Jangan merokok
Abah, nanti Ratna batuk,… emang ortunya siapa Bah”
“Hehehe…. Penasaran ya?” Tanya Abah sambil meletakkan kembali bungkus rokok di tempat semula.
“Astaghfirullah,
Abah lupa ada janji dengan Pak Haji Manan”
Abah segera berdiri tetapi tanganya dipegang Ratna.
“Siapa ortunya
Bah,”
“ KyaiJazuli , Dimas
adalah cucu Kyai Walang Wadung Paciran
Lamongan”
“Walang Wadung,
Abah?”
“Kamu
mengenalnya?”
“Tidak Abah, cuman Ratna jadi ingat, dia pernah
merobohkan dua penjahat yang hendak mencelakai Pak Hanief dan Pak Alie Shofiri dengan jurus seperti walang
“
(baca cerita
akubukan kyai seri yang lalu )
“Tentang dua bapak itu, Abah ingin tahu tapi sekarang Abah
pergi dulu, Assalaamu’alakum”
“Wa alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh”
*****
Sejak selesai
sholat Isya’ Ratna tampak mondar-mandir
antara kamarnya, ruang tengah dan ruang
tamu. Umminya yang duduk di ruang tengah merasa heran. Segera di tutupnya Al
Qur’an yang sejak tadi di bacanya begitu Ratna keluar dari kamar dan lewat di
depannya hendak ke pintu depan.
“Ratna, sini
duduk ada yang ingin Ummi tanyakan “
kata ummi sambil meletakkan Al Quran di meja. Ratna menghentikan langkahnya
dan menuju ke samping meja, berdiri menghadap Umminya.
“Sudah selesai
ngajinya Mi? Abah dari Isya’ tadi kok belum pulang dari Masjid, ada pengajian
ya Mi“ Tanya Ratna
“Rapat
persiapan peringatan Isro’ Mi’roj, jadi kamu dari tadi mondar mandir itu nuggu
Abah? Tidak biasanya kamu sampai resah gitu hanya nuggu Abah, ada apa ?“
“Mmmmmm…. Mau
minta sangu buat besok, besok Ratna mau ke Surabaya, takutnya besok Ratna lupa…
“Kata Ratna sambil menuju kursi di depan Ummi lalu duduk dengan wajah menunduk.
“ Hehehe…. “
“Kok Ummi
ketawa?”
“Sejak kapan
kamu minta sangu Abah, kan biasanya minta Ummi” kata Ummi sambil senyum-senyum
dan berdiri dari duduknya menghampiri Ratna yang duduk di kursi depannya lalu
membungkukkan badan berbisik di telinga Ratna,
“Masih
penasaran dengan tamu tadi sore ya?”
Ratna kaget,
tampak wajahnya memerah menahan malu karena ummi tahu isi hatinya. Diraihnya
tangan umminya dan dibenamkan wajahnya
di perut Umminya. Dipeluknya Ummi erat-erat. Perasaan yang bergejolak selama
ini tumpah ruah. Ratna menitikkan air mata. Entah mengapa. Ummi dengan sayang
membelai rambut putrinya.
“Kalau hatimu sudah tersentuh,……maka siaplah
menghadapinya. Karena cinta adalah ujian jua dariNya. Dan baru terasa indah
penuh warna dan damai jika kamu mampu melewatinya. Bukan hancur karenanya….“
“Terima kasih
Ummi,…. Apakah Ratna telah jatuh cinta Ummi, Ratna telah janji pada Ummi tidak
punya pacar sebelum kuliah selesai,…” kata Ratna sambil melepaskan pelukan ke
Umminya. Dipegangnya kedua telapak tangan ummi dan diciumnya. Ada perasaan
bersalah di hatinya.
“Ratna tidak
melanggar janji pada Ummi, karena cinta itu Allahlah yang memberi…. Lagi pula
Ratna tidak perlu punya pacar selama kuliah, tapi cukuplah dengan punya suami”
“Maksud Ummi….”
Ratna menatap Umminya.
“Ya,… menikah
!” kata Ummi memotong ucapan Ratna.
“Ratna belum
memutuskan untuk menikah Ummi, Ratna masih ingin kuliah,”
“Ummi dan Abah,
juga ingin Ratna tetep kuliah,sudahlah, sekarang jangan dibahas, karena hatimu
sedang syok dan di pikiranmu sedang banyak pertanyaan”
“Aku tidak
yakin Ummi,…..dia…dia dan Ratna belum pernah berbicara tentang sesuatu yang
pribadi Ummi,. “
“ Maksudmu
Dimas Putra Abimanyu harus bilang, Ratna sayang… I love you forever , gitu,
hehehe.. “ kataUmmi sambil memegang dagu putrinya. Ratna menepisksn tangan Umminya
sambil melengos.
“Ummi !,…, Ummi
kok tahu nama lengkapnya”
“Karena Ummi
tidak akan melepaskan putri Ummi kepada orang yang tidak Ummi kenal dengan
baik”
“Ummi kok pe de
amat, dari mana Ummi yakin kalau dia mau nikahi Ratna, ngomong aja belum”
“Karena Minggu
depan orang tua Dimas Putra Abimanyu alias Bimbim, atau Gus Bimbim, Kyai dan
Nyai Jazuliakan melamar, dan tadi sore dia telah menyampaikanya kepada Abahmu” Jawab Ummi sambil berjalan ke
kamar mandi karena sejak tadi menahan buang hajat kecil.
Mendengar
jawaban Umminyatelinga Ratna terasa panas dan hatinya dongkol serta perasaan
lain berkecamuk karena merasa dikadalin Dimas.
“
Dimaaaaaaasss…..!!.. kuhajjjarr kau besok !” teriak Ratna
*****